Nintendo akhirnya merilis generasi terbaru dari konsol andalannya, Nintendo Switch 2, pada Kamis (5/7/2025). Namun, peluncurannya justru menimbulkan masalah kelangkaan unit secara global karena membludaknya permintaan dari para gamer di seluruh dunia.

Switch 2 melanjutkan tongkat estafet dari Switch pertama yang dirilis pada 2017 lalu. Konsol ini sempat membawa Nintendo keluar dari kegagalan Wii U dan semakin berjaya saat pandemi berkat judul-judul populer seperti The Legend of Zelda: Breath of the Wild dan Animal Crossing: New Horizons.

Meskipun tampilan Switch 2 masih mempertahankan lamanya, sejumlah peningkatan signifikan telah dibawa seperti ukuran layar yang lebih besar, performa grafis yang lebih tajam, serta peluncuran perdana Mario Kart World yang eksklusif untuk konsol ini.

Menurut analis Piers Harding-Rolls dari Ampere Analysis, basis pengguna Nintendo yang sudah masif akan menjadi faktor kuat dalam percepatan adopsi konsol ini. Ia juga menyebut bahwa Nintendo sudah belajar dari pengalaman dan kini lebih siap menghadapi lonjakan permintaan.

Switch 2 dibanderol dengan harga resmi US$499,99 atau sekitar Rp8,1 juta, namun stoknya langsung raib di berbagai toko. Di Jepang saja, terdapat 2,2 juta aplikasi lotere di My Nintendo Store untuk mendapatkan konsol ini. 

Kondisi ini diperburuk oleh ketegangan rantai pasokan global, yang sebagian dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump.

Namun demikian, prospek jangka panjang tetap cerah. Ampere Analysis memprediksi Switch 2 akan terjual hingga 100 juta unit pada 2030. Sebagai perbandingan, Switch generasi pertama sudah mencatat penjualan lebih dari 152 juta unit secara global.

Tak hanya itu, kabar peluncuran ini juga membawa angin segar bagi pasar saham. Saham Nintendo melonjak hampir menyentuh rekor tertingginya dan mencatat kenaikan hingga 30% sepanjang tahun ini.

Top up game favoritmu sambil baca berita game terkini hanya di Pasargames!